5 Cara Agar Anak Tidak Mudah Rewel. Begini Caranya Menurut UNICEF, Bund.
5 Cara Agar Anak Tidak Mudah Rewel. Begini Caranya Menurut UNICEF, Bund – Halo, Bunda dan Ayah pembaca setia Tanda Koma! Kadang-kadang Bunda dan Ayah mungkin bertanya-tanya bagaimana cara mendisiplinkan anak yang sedang rewel atau remaja yang sedang marah.
Beberapa orang tua mungkin menggunakan nada bicara yang tinggi atau menggunakan tindakan fisik sebagai cara mendisiplinkan anak ala jaman dulu. Sayangnya, cara seperti itu malah sering tidak berhasil.
Nah, kali ini, Tanda Koma merangkum tips dari Ahli Anak dan Keluarga dari Oxford University, Profesor Lucie Cluver, seputar cara efektif agar para orang tua dapat membangun hubungan positif dengan anak dan mengajarkan tanggung jawab, kerja sama dan disiplin.
“Tidak ada anak yang nakal, yang ada hanya sikap yang buruk”
“Sebenarnya tidak ada orang tua yang ingin berteriak atau memukul anak, mereka melakukannya karena sudah kehabisan akal dan tidak tahu ada cara lain” ujar Profesor Cluver.
Menurut penelitian, berteriak dan memukuli anak tidak banyak berhasil dan malah akan menimbulkan efek negatif secara jangka panjang bagi perkembangan psikis anak, seperti penggunaan narkoba, depresi, putus sekolah dan penyakit jantung.
Daripada menghukum dan melarang-larang, pendekatan disiplin positif akan membantu membangun hubungan orang tua-anak yang sehat dan mengajarkan sikap yang baik. Kabar baiknya adalah cara tersebut efektif dan dapat Bunda dan Ayah coba terapkan:
Daftar Isi
1. Rencanakan Waktu Berdua Dengan Anak
Seperti kita ketahui, meluangkan waktu khusus bersama adalah hal penting untuk membangun hubungan yang baik, begitu juga halnya untuk orang tua dan anak. “Bisa 20 menit sehari. Atau bahkan 5 menit.
Anda bisa kombinasikan dengan mencuci piring bersama sambil bernyanyi, atau mengobrol sambil menjemur baju,” kata Profesor Cluver. “Yang penting adalah Anda fokus dengan anak Anda. Jadi, matikan TV, matikan handphone, bicara dengan anak Anda, hanya Anda dan mereka.”
2. Pujilah Sikap Baik Anak Anda
Sebagai orang tua, seringkali kita hanya fokus pada sikap buruk anak dan menegur mereka. Akhirnya, anak akan mengira bersikap buruk adalah cara untuk mendapatkan perhatian Ayah dan Bunda, dan malah mengulanginya bukan menghentikannya. Itu menjadi salah satu kemungkinan anak mudah rewel.
Padahal sebaliknya, anak-anak juga senang dipuji. Pujian akan membuat mereka merasa disayangi. “Perhatikan saat mereka melakukan sesuatu yang baik dan pujilah, walaupun sekedar mau bermain dengan saudaranya selama lima menit,” begitu saran Profesor Cluver. “Hal ini akan mendorong mereka menumbuhkan sikap yang baik dan mengurangi keharusan untuk mendisiplinkan mereka.”
3. Tetapkan Ekspektasi Yang Jelas
“Memberi tahu anak apa yang Anda minta untuk mereka lakukan akan lebih efektif daripada memberi tahu apa yang tidak boleh mereka lakukan,” kata Profesor Cluver. “Saat Anda bilang kepada anak agar tidak berantakan, mereka tidak langsung mengerti apa yang harus mereka lakukan.”
Jadi, instruksi yang jelas seperti “Tolong mainannya dirapikan dan dimasukkan ke kotak ya kak” akan menerapkan ekspektasi yang jelas dan membuat mereka lebih bisa melakukan apa yang Ayah Bunda minta.
4. Alihkan Perhatiannya Secara Kreatif
Ketika anak sedang rewel, alihkan perhatiannya dengan aktivitas yang positif juga bisa jadi strategi yang berguna loh Bund, menurut Profesor Cluver. “ketika Anda alihkan perhatiannya ke hal lain, misalnya mengenalkan permainan baru, mengajak ke ruang lain, atau berjalan-jalan di luar, anda bisa mengalihkan energi mereka menjadi kegiatan positif”
Waktu atau timing juga penting disini. Pengalihan perhatian juga berguna sebelum anak mulai rewel. Misalnya ketika anak mulai gelisah atau kakak dan adik mulai berebut mainan yang sama, pengalihan perhatian bisa meredakan emosi anak sebelum meledak.
5. Mengajarkan Konsekuensi Tanpa Amarah
Salah satu bagian dari tumbuh dewasa adalah belajar bahwa jika anak melakukan sesuatu, dapat terjadi konsekuensi sebagai akibatnya. Mengajarkan anak akan hal ini tentu akan membantu anak belajar tentang tanggung jawab dan anak tidak mudah rewel.
Ayah dan Bunda dapat menjelaskan terlebih dahulu konsekuensi dari sikap yang tidak baik. Misalnya, jika Ayah dan Bunda ingin anak berhenti mencoreti tembok, Ayah dan Bunda dapat meminta anak untuk berhenti mencoret atau jika tidak maka anak harus berhenti bermain.
Jadi, Ayah dan Bunda memberi peringatan dan kesempatan agar anak merubah sikap. Jika anak tidak berhenti, lanjutkan dengan konsekuensinya secara tenang dan tanpa menunjukkan amarah.
Jika anak berhenti, beri mereka pujian, saran Profesor Cluver. “Jadi kita menciptakan umpan balik positif bagi anak. Mengajarkan konsekuensi dengan tenang adalah cara efektif agar anak belajar tentang apa yang akan terjadi jika mereka berlaku buruk.”
Nah, itulah sebagian tips agar anak belajar bersikap dengan baik. Terlepas dari bagaimana Anak nantinya belajar di sekolah, ternyata pelajaran pertama yang diambil anak berasal dari kedua orangtuanya di rumah ya.
Jadi, sudah siapkah Ayah & Bunda buat menjadi guru pertama anak di rumah? (TAS)
=====
Catatan Tanda Koma:
- Rubrik Kesehatan Diasuh oleh Dr. Tasiah Nashirah Nur
- Sumber artikel diambil dari UNICEF