Youtuber Ini Masak Burung Unta Bakar. Karena Ayam Bakar Terlalu Mainstream, Sob!
Youtuber Ini Masak Burung Unta Bakar. Karena Ayam Bakar Terlalu Mainstream, Sob! Jadi udah mesti tau dari judulnya sih kita gak bakal clickbait. Pembaca Tanda Koma, kali ini kita coba mampir ke Vietnam ya, bareng seorang reviewer kenamaan Sonny Side yang menjalankan Youtube Best Ever Food Review Show. Di salah satu episode mereka, si Sonny sedang mencoba memasak Burung Unta yang seberat 105 kg. Ayam sekilo aja udah kenyang apalagi ini 100-an kg lebih WKWKKWK! Yuk kita pantengin review Tanda Koma kali ini ya.
PERSIAPAN
Burung unta yang dipesan, awalnya berbobot sebesar 105 kg. Tapi, seperti kebanyakan acara memasak unggas, pasti bulu-bulu dan bagian yang tidak dimakan seperti jerohan pun dibuang. Ketika sudah disiapkan, burung unta utuh ini jadinya berbobot sebesar 55 kg.
Dengan bobot yang melebihi hidangan bakar biasanya, tantangan yang menanti adalah persiapan memasak dengan memanggang burung unta ini dengan tetap memberikan cita rasa panggangan yang enak beserta bumbu-bumbu yang nantinya berjumlah kiloan juga. Waah, bisa makan sekampung plus ngundang kampung sebelah nih~
Ketika burung untanya sudah siap, berikut adalah cara memasaknya ya (kalau tiba-tiba dapet ide buat masak burung unta tinggal beli di pasar sebelah ya, hahha):
Daftar Isi
1) DIRENDAM
Agar daging burung unta yang berotot dan tergolong besar dan kuat ini terasa enak, awal kali yang disiapkan adalah perendaman supaya meresap dan empuk. Menurut Sonny, resep awal yang disiapkan adalah anggur merah, gula, garam, merica dan bawang putih. Ketika semua sudah disiapkan, burung unta tersebut akhirnya dimasukkan dan direndam ke kotak yang sangat besar (Sonny menggunakan box plastik kotak warna hijau yang sepertinya… biasanya dipakai sebagai tempat sampah karna saking besarnya?). Jangan lupa, ketika dimasukkan dan ditutup rapat, dibiarkan selama 26 jam loh. Duh lamanya masak burung unta bakar ini~
2. DIASAPKAN
Setelah disiapkan, burung unta yang mulai beraroma enak ini sudah ditiriskan terlebih dahulu. Sonny dan rekan nya Matt mulai membakar sisa bulu yang belum tercabut karena kemungkinan akan merusak rasa dari burung unta ini nantinya.
Sebelum dimasukkan ke oven buatan yang ukurannya juga gede banget, daging burung unta ini terlebih dahulu ditaburi dengan rempah, bawang putih, oregano, basil, dan tidak lupa digosok-gosok ke kulitnya yang tebal. Setelah itu, siap diasapkan di suhu 105 derajat selama 2 jam.
3. DIPANGGANG
Nah ketika sudah selesai, tahap terakhir adalah panggangan. Dengan ukuran burung unta yang raksasa ini, bahan yang disiapkan sebagai kuah di dasar panggangan adalah 9 liter anggur, 4 kg bawang bombay, 3 kg wortel, 3 liter air, dan rerempahan seperti timi.
Untuk menambah aroma, 9 liter anggur tadi diguyurkan dulu ke seluruh daging burung unta ini. Kemudian, bahan dasar kuah disiapkan di bawah termasuk leher burung unta yang sepertinya gak masuk di panggangan karena terlalu besar. Selesai semua, dilanjutkan dengan membungkus burung unta ini dengan kertas aluminium yang sangat besar untuk menutupi semuanya. Dilanjutkan dengan memanggang selama kurang lebih semalaman atau 16 jam. Lumayan makan waktu ya untuk masak burung unta bakar ini.
HASIL AKHIR..
Ketika semua usaha sudah dilaksanakan, sekarang adalah waktu yang mendebarkan. Seperti apakah rasa daging burung unta yang telah dimasak sedemikian rupa?
Apakah nantinya akan mirip daging sapi? Atau daging ayam? Atau malah gagal? Mengingat ini adalah pertama kalinya seseorang memasak daging burung unta. Bumbunya saja masih uji coba – gimana hasil akhirnya?
Ternyata, setelah semua proses selesai, daging burung unta yang dimasak semalaman sebelumnya dibuka dan nampak bahwa dagingnya menyusut! Sepertinya setelah di-sauna semua lemak-lemaknya turun menjadi kuah yang lezat.
Ketika diincipi oleh Sonny dan Mark, rasa yang awal kali mereka rasakan adalah campuran burung Turkey dan lebih banyak ke rasa daging sapi – a beefy bird. Setelah dibelah, nampak daging dan urat yang mirip dengan tekstur daging sapi loh! Tinggal dicelupin ke kuah yang sedap dan gurih, jadi berasa sajian kuliner yang istimewa!
Ketika dirasa-rasa pun, lebih mirip ke daging sapi. Sepertinya penyajiannya cocok ya kalau pake full set a la steak. Dengan mashed potato, kuah endapan panggangan, roti jagung, dan beberapa sayuran. Hmm, sedap mana nih dibanding dengan si sapi suci?
Kalau sudah tersaji gini, kira-kira ada yang mau mencoba gak ya? Sepertinya kalau ada, pastinya gak bisa buat dimakan satu rumah – mestinya sih mengundang satu keluarahan atau malah satu desa. Lengkap dengan lalapannya dan sambal, kan? (ANP)